• Ini adalah salah satu proses CAM di CNC Milling yaitu Facing. Proses ini digunakan umtuk menghilangkan lapisan permukaan benda kerja yang tidak rata atau untuk meratakan permukaan agar menjadi datar.
  • Pocketing adalah operasi yang digunakan untuk membuat lubang, alur, atau kantong pada benda kerja. Ini digunakan untuk menghilangkan materi di dalam area tertentu dari benda kerja.
  • 2D High-Speed Machining adalah teknik pemrograman yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemotongan dan kecepatan proses.
  • Video Pembelajaran ini mengisahkan seorang guru yang bingung menerapkan PjBl (Project Based Learning) pada pembelajaran CNC Milling... Ikuti dan saksikan Videonya di link youtube @tarom79.
  • Animasi Pembelajaran dibutuhkan ketika seorang guru kesusahan mengajarkan sesuatu yang bersifat ABSTRAK sehingga perlu digambarkan dengan Animasi .

Jumat, 24 Januari 2014

Shield Metal Arc Welding (SMAW)

Proses Las Pipa dengan SMAW
SMAW merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan arus listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari pengelasan dengan busur arus listrik adalah submerged arc welding SAW, gas metal arc welding GMAW-MIG, gas tungsten arc welding G  dan plasmaarc. Didalam pengelasan SMAW ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput itu mencair, sehingga dalam proses ini tidak diperlukan tekanan/pressure gas inert untuk mengusir oksigen atau udara yang dapat menyebabkan korosi atau gelembung-gelembung didalam hasil las-lasan. Prose pengelasan terjadi karena arus listrik yang mengalir diantara elektroda dan bahan las membentuk panas sehingga dapat mencapai 3000 oC, sehingga membuat elektroda dan bahan yang akan dilas mencair. Berdasarkan jenis arus-nya, pengelasan ini dibagi atas arus AC dan DC, dimana arus DC dibedakan atas Straight polarity- polaritas langsung dan Reverse polarity - polaritas terbalik. Sedang mesin lasnya terbagi atas dua jenis yaitu constant current - arus tetap dan constant voltage - tegangan tetap, dimanapada setiap pengelasan busur arus listrik jika terjadi busur yang membesar akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan serta pada busur yang memendek akan meningkatkan arus dan menurunkan tegangan.
Untuk mendapatkan pengelasan yang baik harus : 

1. Menggunakan elektroda yang tepat
2. Jenis arus yang tepat.
3. Jenis polaritas yang tepat untuk arus DC.
4. Hindari gerakan pengelasan kiri kanan selama mengelas
5. Bentuk busur arus yang pendek,  lakukan pengelasan secara mantap dan teratur.
6. Laju pengelasan yang sesuai dengan kecepatan elektroda yang mencair .                                          

Masalah-masalah yang sering timbul pada pengelasan busur arus adalah :
1. Elektrode membeku / pengelasan terhenti.
2. Bentuk kampuh las yang jelek.
3. Busur arus las yang jelek karena mengembang.
4. Sedang selaput elektrode / fluks umumnya terbuat dari serat kayu/sellulosa, titanium oksida, titanium +           senyawa basa, Mn + Fe + Si, Besi oksida, CaCO3, yang akan membentuk jebnis-jenis elektrode berupa     type : E, R, ER, EC, EW, B, RB, RG dan F.
5. Sifat dari bahan yang akan dilas.
6. Posisi pengelasan
7. Type sambungan.
8. Jumlah pengelasan.
9. Kerapatan sambungan pengelasan
10.Jenis arus yang tersedia.

Mesin listrik diklasifikasikan mesin las AC dan mesin las DC, mesin las AC biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo yang dilengkapi dengan rectifier atau diode ( Perubah arus bolak balik menjadi arus searah ) biasanya menggunakan motor penggerak baik mesin disel atau motor bensin dan motor listrik. Mesin las AC yang menggunakan transformator atau trafo las.
beberapa kelebihan dari pada mesin las AC, seperti misalnya busur stabil,
polaritas dapat diatur.
Apabila material dasar atau material yang akan dilas disambungkan dengan kutup positip ( + ) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup negatif ( - ) pada mesin las DC maka cara ini disebut pengelasan polaritas lurus atau DCSP.
Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar sehingga tumbukan elektron berada di material dasar yang berakibat 2/3 panas berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding elektrodenya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga baik digunakan pada pengelasan yang lambat serta manik las yang sempit dan untuk pelat yang tebal. Las DCRP ( Direct Current Reversed Polarity) atau Las Polaritas balik. Dengan proses pengelasan cara ini material dasar disambungkan dengan kutup negatip ( - ) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup positif ( + ) dari mesin las DC, dan disebut DCRP sehingga busur listrik bergerak dari material dasar ke elektrode dan tumbukan elektron berada di elektrode yang berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar.
Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar sehingga tumbukan elektron berada di material dasar yang berakibat 2/3 panas berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding elektrodenya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga baik digunakan pada pengelasan yang lambat serta manik las yang sempit dan untuk pelat yang tebal. Las DCRP ( Direct Current Reversed Polarity) atau Las Polaritas balik. Dengan proses pengelasan cara ini material dasar disambungkan dengan kutup negatip ( - ) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup positif ( + ) dari mesin las DC, dan disebut DCRP sehingga busur listrik bergerak dari material dasar ke elektrode dan tumbukan elektron berada di elektrode yang berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar.
kuat tarik lebih dari 100.000 psi sedangkan dua digit menunjukan kuat tarik hasil lasan kurang dari 100.000 psi. Sebagai contoh elektrode E 6013 mempunyai kuat tarik 60.000 psi (42 Kg/mm2 ). Sedangkan angka digit ketiga atau keempat bagi yang kuat tariknya lebih besar 100.000 psi ( 70 Kg/mm2 ) digit selanjutnya menujukan posisi pengelasan, apabila angkanya 1 berarti untuk segala posisi.pengelasan, angka 2 berarti las datar atau horizonta l dan angka 3 menunjukan untuk pengelasan datar saja. Digit yang terakhir menunjukan jenis dari campuran kimia dari lapisan elektrode.

Masalah-masalah yang sering timbul pada pengelasan busur arus adalah :
Pemilihan elektrode ini berdasarkan :
  • sifat dari bahan yang akan dilas
  • posisi pengelasan
  • type sambungan
  • jumlah pengelasan
  • kerapatan sambungan pengelasan
  • jenis arus yang tersedia
Mesin las AC 
Mesin listrik diklasifikasikan mesin las AC dan mesin las DC, mesin las AC biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC selain trafo yang dilengkapi dengan rectifier atau diode ( Perubah arus bolak balik menjadi arus searah ) biasanya menggunakan motor penggerak baik mesin disel atau motor bensin dan motor listrik. Mesin las AC yang menggunakan transformator atau trafo las.
Saat ini banyak digunakan mesin las DC karena DC mempunyai
beberapa kelebihan dari pada mesin las AC, seperti misalnya busur stabil,
polaritas dapat diatur.
Las DCSP ( Direct Current Straight Polarity ) atau Las Polaritas Lurus.
Apabila material dasar atau material yang akan dilas disambungkan dengan kutup positip ( + ) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup negatif ( - ) pada mesin las DC maka cara ini disebut pengelasan polaritas lurus atau DCSP.

Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektrode ke material dasar sehingga tumbukan elektron berada di material dasar yang berakibat 2/3 panas berada di material dasar dan 1/3 panas berada di elektroda. Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibanding elektrodenya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga baik digunakan pada pengelasan yang lambat serta manik las yang sempit dan untuk pelat yang tebal. Las DCRP ( Direct Current Reversed Polarity) atau Las Polaritas balik. Dengan proses pengelasan cara ini material dasar disambungkan dengan kutup negatip ( - ) dan elektrodenya disambungkan dengan kutup positif ( + ) dari mesin las DC, dan disebut DCRP sehingga busur listrik bergerak dari material dasar ke elektrode dan tumbukan elektron berada di elektrode yang berakibat 2/3 panas berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar.
Cara ini akan menghasilkan pencairan elektrode lebih banyak sehingga hasil las mempunyai penetrasi dangkal, serta baik digunakan pada pengelasan pelat tipis dengan manik las yang lebar.
Pengelasan Las AC ( Alternating current ) atau Las Arus bolak balik Las listrik arus bolak balik tidak ada kutup positip dan negatip ( dua duanya sama ) oleh sebab itu maka penyambungannya dibolak balik hasilnya tetap sama. Masing masing kutup akan menerima panas 50 % dan akibatnya terjadi penetrasi normal .
Elektrode las
Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang berfungsi sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari kontaminasi udara sekelilingnya. Selain itu fluk berguna juga untuk membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari udara sekelilingnya. Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang komposisisnya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Menurut AWS (American Welding Society ) elektrode diklasifikasikan dengan huruf E dan diikuti empat atau lima digit sebagai berikut E xxxx (x) . Dua digit yang pertama atau tiga digit menunjukan kuat tarik hasil las tiga digit menunjukan
kuat tarik lebih dari 100.000 psi sedangkan dua digit menunjukan kuat tarik hasil lasan kurang dari 100.000 psi. Sebagai contoh elektrode E 6013 mempunyai kuat tarik 60.000 psi (42 Kg/mm2 ). Sedangkan angka digit ketiga atau keempat bagi yang kuat tariknya lebih besar 100.000 psi ( 70 Kg/mm2 ) digit selanjutnya menujukan posisi pengelasan, apabila angkanya 1 berarti untuk segala posisi.pengelasan, angka 2 berarti las datar atau horizonta l dan angka 3 menunjukan untuk pengelasan datar saja. Digit yang terakhir menunjukan jenis dari campuran kimia dari lapisan elektrode.

UNDERWATER WELDING (Las Bawah Air)

Salah satu foto proses Las Bawah Air
Banyaknya aktivitas yang dilakukan di bawah air membuat teknik pengelasan bawah air menjadi sebuah aktivitas yang sangat diperlukan. Apalagi dibandingkan dengan teknik yang lain, seperti mengelas kapal di darat, teknik pengelasan bawah air relatif jauh lebih murah dan memakan waktu yang lebih pendek.
“Industri gas dan minyak bumi, pemasangan dan perbaikan pipa, kabel, tiang pancang jembatan di bawah air serta pengangkatan kapal-kapal yang tenggelam akan lebih mudah dilakukan dengan teknik pengelasan bawah air,” ujar Hendro, instruktur pengelasan bawah ari dari Pusat Pelatihan Kerja Khusus Pengembangan Las (dahulu dikenal sebagai BLK Las).
Menurut Hendro, proses pengelasan di bawah air pada dasarnya hampir sama saja dengan teknik pengelasan di darat, “Yang membedakan hanya lokasinya,” Hendro menegaskan. Meski demikian, tetap saja alat yang digunakan berbeda, khususnya menyangkut alat pengelasan.
Proses pengelasan dilakukan dengan penuh pengawasan. Seperti yang dipraktikkan di BLK Las, para instruktur mengawasi langsung proses pengelasan yang dilakukan “anak didik” mereka melalui sebuah layar yang terhubung dengan kamera yang dibawa para calon “tukang las” ini.
Para instruktur ini juga dapat melakukan komunikasi dengan para peserta pelatihan melalui media radio, sistemnya mirip dengan handy talky. “Di lapangan, proses pengawasan ini dilakukan parasupervisor,” papar Hendro
“Sistem pengelasan seperti ini paling sedikit melibatkan lima orang, yaitu satu orang pengawas, satu orang operational engine, satu orang petugas medis, satu orang pendamping supervisor dan, tentunya, satu orang tukang las,” Hendro menjabarkan.
Kemampuan selam dasar jelas sangat dibutuhkan. Apalagi jika jam selam sudah banyak. Hal-hal tersebut diperlukan karena kemampuan menguasai medan dan ketenangan dalam menghadapi masalah menjadi faktor penting bekerja di bawah risiko yang tinggi. “Masuk air saja sudah bahaya,” tambah pria berkumis ini.
Maklum, para welder, istilah asing untuk tukang las, ini harus menghadapi berbagai risiko di luar risiko yang sudah biasa mengancam para penyelam. Electrical shock atau kesetrum, meledaknya tabung gas untuk mengelas, serta terhirupnya gas nitrogen yang digunakan untuk mengelas olehwelder, merupakan contoh dari risiko para pengelas bawah air.
Risiko yang tinggi ini “untungnya” sebanding dengan gaji yang tinggi pula. Untuk welder yang baru lulus dari pelatihan saja sudah dihargai Rp600 ribu untuk satu jam pengelasan. Sedangkan untuk mereka yang sudah berpengalaman sekitar 2-3 tahun, bayarannya mencapai Rp2,4 juta per jam pengelasan. Bahkan ada yang mencapai Rp8 juta per jam. Biasanya, jika ditotal, penghasilan per bulan mencapai Rp10 juta untuk pemula dan Rp300 juta untuk yang sudah berpengalaman. Wow. ( Kutipan dari http://intisari-online.com/read/mengais-rezeki-di-bawah-air-2 ) ingin belajar lebih mendalam TENTANG Las BAwah Air klik TAUTAN INI 

Sabtu, 18 Januari 2014

OUTBOND SMK NEGERI 3 PURBALINGGA


Program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di luar ruangan atau biasa disebut outbound, hanya akan efektif apabila dilaksanakan dengan baik. Outdoor training bisa menjadi bahan yang ampuh untuk pengembangan SDM, asalkan dikerjakan dengan benar, yakni berisi rangkaian program-program yang bagus. Kompetisi seseorang bisa ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, skill, dan sikap/karakter yang bersangkutan. Outbound training bertujuan menggali dan meningkatkan skill dan karakter individu. Untuk hasil yang maksimal, kegiatan outbound idealnya dilaksanakan minimal 3 hari, fasilitas outbound harus memadai dan dipandu oleh instruktur yang berpengalaman. Dan yang terpenting, program outbound harus focus pada hasil, bukan pada aktivitasnya itu sendiri. Untuk itu, sebelum melakukan kegiatan outbound, terlebih dahulu harus dirancang dan dipersiapkan dengan baik segala macam hal yang dapat menunjang keberhasilan tersebut. Secara umum ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menuju kegiatan outbound yang efektif sesuai dengan yang diharapkan. 1. Menetapkan target/tujuan Untuk apa kegiatan outbound dilaksanakan? Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai. Untuk mengasah kebersamaan (team building)? Memompa semangat berprestasi (achievment motivation)? Kepemimpinan (leadership)? Atau untuk tujuan yang lain?? Penetapan tujuan dan target ini penting untuk mendesain setting kegiatan yang akan dilaksanakan, meliputi pemilihan lokasi, merumuskan materi, dan jenis-jenis materi yang dilaksanakan dalam outbound tersebut. 2. Menentukan lokasi kegiatan. Setelah tujuan atau target kegiatan telah ditentukan, maka setelah itu adalah menentukan tempat/lokasi kegiatan outbound. Adakalanya kegiatan outbound dilakukan hanya sebagai pelengkap atau variasi dari kegiatan dalam ruangan (indoor). Bila itu yang terjadi, maka pilihlah gedung atau aula yang memiliki halaman yang luas, atau dekat tanah lapang yang bisa dijadikan arena outbound atau permainan games. 3. Menyiapkan alat yang diperlukan. Agar kegiatan outbound berjalan dengan baik, segala keperluan menyangkut peralatan yang dibutuhkan harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Untuk kegiatan fun outbound biasanya tidak memerlukan peralatan-peralatan yang rumit. 4. Menyiapkan tim instruktur. Tim instruktur bisa jadi merupakan kunci keberhasilan kegiatan outbound training. Entah itu real outbound (high maupun middle impact) maupun hanya bersifat fun games. Instruktur harus orang yang berpengalaman di bidangnya, terutama outbound yang beresiko tinggi, sehingga outbound bisa menjadi aman dan nyaman. SMK Negeri 3 Purbalingga telah berupaya melaksanakan kegiatan Outbond di Munjuluhur Bojongsari dengan semaksimal mungkin. dan Hasilnya cukup memuaskan dan menyenangkan terutma setelah melaksanakan rutinitas harian selama sekolah.

Selasa, 14 Januari 2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ( Alat Ukur)

RPP atau yang kita kenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebuah perangkat pembelajaran yang mendukung seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Ada beberapa definisi RPP yang berkembang akhir-akhir ini, namunpengertian tentang apa itu RPP yang sebenarnya adalah pengertian RPP yang berlandaskau UU No.19 tahun 2005 yaitu: Seperangkat Rencana yang menggambarkan proses dan Prosedur pengorganisasian kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan di dalam silabus.
Dari pengertian RPP di atas dapat kita pahami bahwa fungsi RPP adalah untuk mencapai satu KD, dan tidak boleh memuat lebih dari satu kompetensi dasar di dalam sebuah RPP.


 Bisa anda Download DISINI

Program Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan untuk penyelenggaraan program pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, pratikum, kerja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Satu semester terdiri dari 19 minggu kerja termasuk penyelenggaraan tatap muka, mid semester dan ujian semester.
Dalam program pendidikan semester dipakai satuan waktu terkecil, yaitu satuan semester untuk menyatakan lamanya satu program pendidikan. Masing-masing program semester sifatnya lengkap dan merupakan satu kebulatan dan berdiri sendiri. Pada setiap akhir semester segenap bahan kegiatan program semester yang disajikan harus sudah selesai dilaksanakan.
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan.
Contoh Program Semester
Contoh Program Semester dapat diunduh DISINI

BUKU AGENDA MENGAJAR

Salah satu perangkat ajar guru yang harus ada adalah buku agenda mengajar . dibawah ini adalah salah satu contoh buku agenda mengajar guru yang penulis buat dan praktekan disekolah saya.

1. Cover depan

BUKU AGENDA MENGAJAR

SMK NEGERI 3 PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014




MATA PELAJARAN                 :                                            
NAMA GURU                            :                                            
NIP                                             :                                            

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 PURBALINGGA
KABUPATEN PURBALINGGA
2013/2014


2. Adanya Jadwal Mengajar guru

    Dibawah ini contoh format dari jadwalnya :



JADWAL MENGAJAR GURU
Nama Guru
Semester
Mata Pelajaran
: ........................................................
: ........................................................
: ........................................................
Kode
Tahun Pelajaran
Jumlah Jam   
: ................ 
: ................
: ...............

Hari
Jam Ke ..... / Di Kelas .....
Jumlah Jam Mengajar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SENIN











SELASA











RABU











KAMIS











JUM’AT











SABTU












Catatan :
              ............................................................................
              ............................................................................
                    


Mengetahui,
Kepala Sekolah




Drs. Darimun
NIP. 


Waka Kurikulum




Mukhtarom, S.T.
NIP.
Purbalingga,............................

        Guru Mata Pelajaran




         .................
         NIP.


3. Adanya agenda mengajar guru

Dibawah ini contoh formatnya :

AGENDA KEGIATAN MENGAJAR
SMK NEGERI 3 PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Mata Pelajaran          : ......................
Kelas  : ........................
Standar Kompetensi  : ......................
Kompetensi Dasar     : .....................

NO
HARI / TANGGAL
JAM
KEGIATAN
JUMLAH SISWA
SISWA TIDAK HADIR
PARAF SISWA


















 File bisa diunduh DISINI